Saturday, January 30, 2010
Thursday, January 21, 2010
siapa aku di depan tuhanku
Allahuakbar, Allahuakbar
Allahuakbar, Allahuakbar
Subuhnya
di mana aku berada
masih enak dalam kelambu rindu
sambil berpoya-poya dengan waktu
masa bagaikan menderu
langkah tiada arah tuju
fikiran terus bercelaru
terlupa aku semakin di hujung waktu
siapa aku di depan Tuhan ku.
Zohornya
aku lebih memikirkan kelaparan
kehausan dan rehatku
aku lebih mementingkan tuntutan jawatanku
aku bertolak ansur dengan waktu
aku gan
aku terlupa betapa besar kerugian
jika aku mengadaikan sebuah ketaatan
siapa aku di depan Tuhan ku.
Asarnya
Allahuakbar, Allahuakbar
Subuhnya
di mana aku berada
masih enak dalam kelambu rindu
sambil berpoya-poya dengan waktu
masa bagaikan menderu
langkah tiada arah tuju
fikiran terus bercelaru
terlupa aku semakin di hujung waktu
siapa aku di depan Tuhan ku.
Zohornya
aku lebih memikirkan kelaparan
kehausan dan rehatku
aku lebih mementingkan tuntutan jawatanku
aku bertolak ansur dengan waktu
aku gan
aku terlupa betapa besar kerugian
jika aku mengadaikan sebuah ketaatan
siapa aku di depan Tuhan ku.
Asarnya
aku lupa warna masa
cepat berubah bagaikan ditolak-tolak
aku masih dengan secawan kopiku
terlupa panas tidak di hujung kepala
aku masih bercerita
tentang si Tuah yang setia dan si Jebat yang derhaka
siapa aku di depan Tuhan ku
Maghribnya
cepat berubah bagaikan ditolak-tolak
aku masih dengan secawan kopiku
terlupa panas tidak di hujung kepala
aku masih bercerita
tentang si Tuah yang setia dan si Jebat yang derhaka
siapa aku di depan Tuhan ku
Maghribnya
aku melihat warna malam
tetapi aku masih berligar di sebalik tabirnya
mencari sisa-sisa keseronokan
tidak terasa ruang masa yang singkat
jalan yang bertongkat-tongkat
ruginya bertingkat-tingkat apa aku di depan Tuhan ku.
tetapi aku masih berligar di sebalik tabirnya
mencari sisa-sisa keseronokan
tidak terasa ruang masa yang singkat
jalan yang bertongkat-tongkat
ruginya bertingkat-tingkat apa aku di depan Tuhan ku.
Isyaknya
kerana masanya yang panjang
aku membiarkan penat menghimpit dadaku
aku membiarkan kelesuan mengangguku
aku rela terlena sambil menarik selimut biru
bercumbu-cumbu dengan waktuku
siapa aku di depan Tuhan ku.
kini aku menjadi tertanya-tanya
sampai bila aku akan melambatkan sujudku
apabila azan berkumandang lagi
aku tidak akan membiarkan Masjid menjadi sepi
kerana di hujung hidup ada mati
bagaimana jenazah akan dibawa sembahyang di sini
jika ruangku dibiarkan kosong
jika wajahku menjadi asing
pada mentari dan juga bintang-bintang.
kerana masanya yang panjang
aku membiarkan penat menghimpit dadaku
aku membiarkan kelesuan mengangguku
aku rela terlena sambil menarik selimut biru
bercumbu-cumbu dengan waktuku
siapa aku di depan Tuhan ku.
kini aku menjadi tertanya-tanya
sampai bila aku akan melambatkan sujudku
apabila azan berkumandang lagi
aku tidak akan membiarkan Masjid menjadi sepi
kerana di hujung hidup ada mati
bagaimana jenazah akan dibawa sembahyang di sini
jika ruangku dibiarkan kosong
jika wajahku menjadi asing
pada mentari dan juga bintang-bintang.
tahjudku tertingal lagi
Hari per-1, tahajudku tetinggal
Dan aku begitu sibuk akan duniaku
Hingga zuhurku, kuselesaikan saat ashar mulai memanggil
Dan sorenya kulewati saja masjid yang mengumandangkan azan magrib
Dengan niat kulakukan bersama !
Isya itupun terlaksana setelah acara tv selesai
Hari ke-2, tahajudku tertinggal lagi
Dan hal yang sama aku lakukan sebagaimana hari pertama
Hari ke-3 aku lalai lagi akan tahujudku
Temanku memberi hadiah novel best seller yang lebih dari 200 halaman
Dalam waktu tidak sampai 1 hari aku telah selesai membacanya
Tapi... enggan sekali aku membaca Al-qur'an walau cuma 1 juz
Al-qur'an yg 114 surat, hanya 1,2 surat yang kuhapal itupun dengan
terbata-bata
Tapi... ketika temanku bertanya tentang novel tadi betapa mudah dan
lancarnya aku menceritakan
Hari ke-4 kembali aku lalai lagi akan tahajudku
Sorenya aku datang keselatan Jakarta dengan niat mengaji
Tapi kubiarkan ustazdku yang sedang mengajarkan kebaikan...
Kubiarkan ustadzku yang sedang mengajarkan lebih luas tentang agamaku
Aku lebih suka mencari bahan obrolan dengan teman..
yg ada disamping kiri kananku
Padahal bada magrib tadi
betapa sulitnya aku merangkai
Kata-kata untuk kupanjatkan saat berdoa
Hari ke-5 kembali aku lupa akan tahajudku
Kupilih shaf paling belakang dan aku mengeluh...
saat imam sholat jum'at kelamaan bacaannya
Padahal betapa dekat jaraknya jika aku nonton televisi dan betapa nikmat
serunya saat perpanjangan waktu sepak bola favoritku tadi malam
Hari ke-6 aku semakin lupa akan tahajudku
Kuhabiskan waktu di mall bioskop bersama teman-temanku
Demi memuaskan nafsu mata perutku sampai puluhan ringgit tak terasa keluar
Aku lupa.. waktu diperempatan lampu merah tadi...
Saat wanita tua mengetuk kaca mobilku
Hanya uang dua puluh sen kuberikan itupun tanpa menoleh
Hari ke-7 bukan hanya tahajudku tapi shubuhkupun tertinggal
Aku bermalas-malasan ditempat tidurku menghabiskan waktu
Selang beberapa saat dihari ke-7 itu juga...
Aku TERSENTAK kaget mendengar khabar temanku...
Kini ia telah terbungkus kain kafan padahal baru tadi malam aku bersamanya..
.
Dan ¾ malam tadi dia dengan missed callnya mengingatkan aku untuk tahajud
KEMATIAN...
Kenapa aku baru gemetar mendengarnya?
Padahal dari dulu sayap-sayapnya selalu mengelilingiku
Dan dia bisa hinggap kapanpun dia mau...
¼ abad lebih aku telah LALAI....
Dari hari ke hari... bulan.... dan tahun...
Yang wajib jarang aku lakukan apalagi yang sunah...
Aku kurang mensyukuri.. . walaupun KAU tak pernah meminta..
Berkata "kuno".... akan nasehat ke-2 orang tuaku
Padahal keringat airmatanya telah terlanjur menetes demi aku...?
TUHAN... andai ini merupakan satu titik HIDAYAH..
Walaupun imanku belum seujung kuku hitam
Aku hanya ingin... detik ini hingga nafasku yang saat nanti tersisa...
Tahajud dan sholatku meninggalkan bekas...
Saat aku melipat sajadahku.....
mungkin ini tahjud terakhirku
diciplak dari:sharifah salmah
Dan aku begitu sibuk akan duniaku
Hingga zuhurku, kuselesaikan saat ashar mulai memanggil
Dan sorenya kulewati saja masjid yang mengumandangkan azan magrib
Dengan niat kulakukan bersama !
Isya itupun terlaksana setelah acara tv selesai
Hari ke-2, tahajudku tertinggal lagi
Dan hal yang sama aku lakukan sebagaimana hari pertama
Hari ke-3 aku lalai lagi akan tahujudku
Temanku memberi hadiah novel best seller yang lebih dari 200 halaman
Dalam waktu tidak sampai 1 hari aku telah selesai membacanya
Tapi... enggan sekali aku membaca Al-qur'an walau cuma 1 juz
Al-qur'an yg 114 surat, hanya 1,2 surat yang kuhapal itupun dengan
terbata-bata
Tapi... ketika temanku bertanya tentang novel tadi betapa mudah dan
lancarnya aku menceritakan
Hari ke-4 kembali aku lalai lagi akan tahajudku
Sorenya aku datang keselatan Jakarta dengan niat mengaji
Tapi kubiarkan ustazdku yang sedang mengajarkan kebaikan...
Kubiarkan ustadzku yang sedang mengajarkan lebih luas tentang agamaku
Aku lebih suka mencari bahan obrolan dengan teman..
yg ada disamping kiri kananku
Padahal bada magrib tadi
betapa sulitnya aku merangkai
Kata-kata untuk kupanjatkan saat berdoa
Hari ke-5 kembali aku lupa akan tahajudku
Kupilih shaf paling belakang dan aku mengeluh...
saat imam sholat jum'at kelamaan bacaannya
Padahal betapa dekat jaraknya jika aku nonton televisi dan betapa nikmat
serunya saat perpanjangan waktu sepak bola favoritku tadi malam
Hari ke-6 aku semakin lupa akan tahajudku
Kuhabiskan waktu di mall bioskop bersama teman-temanku
Demi memuaskan nafsu mata perutku sampai puluhan ringgit tak terasa keluar
Aku lupa.. waktu diperempatan lampu merah tadi...
Saat wanita tua mengetuk kaca mobilku
Hanya uang dua puluh sen kuberikan itupun tanpa menoleh
Hari ke-7 bukan hanya tahajudku tapi shubuhkupun tertinggal
Aku bermalas-malasan ditempat tidurku menghabiskan waktu
Selang beberapa saat dihari ke-7 itu juga...
Aku TERSENTAK kaget mendengar khabar temanku...
Kini ia telah terbungkus kain kafan padahal baru tadi malam aku bersamanya..
.
Dan ¾ malam tadi dia dengan missed callnya mengingatkan aku untuk tahajud
KEMATIAN...
Kenapa aku baru gemetar mendengarnya?
Padahal dari dulu sayap-sayapnya selalu mengelilingiku
Dan dia bisa hinggap kapanpun dia mau...
¼ abad lebih aku telah LALAI....
Dari hari ke hari... bulan.... dan tahun...
Yang wajib jarang aku lakukan apalagi yang sunah...
Aku kurang mensyukuri.. . walaupun KAU tak pernah meminta..
Berkata "kuno".... akan nasehat ke-2 orang tuaku
Padahal keringat airmatanya telah terlanjur menetes demi aku...?
TUHAN... andai ini merupakan satu titik HIDAYAH..
Walaupun imanku belum seujung kuku hitam
Aku hanya ingin... detik ini hingga nafasku yang saat nanti tersisa...
Tahajud dan sholatku meninggalkan bekas...
Saat aku melipat sajadahku.....
mungkin ini tahjud terakhirku
diciplak dari:sharifah salmah